Proses konstruksi jembatan tidak lepas dari penentuan posisi dengan teliti. Penentuan posisi teliti pada umumnya dilakukan dengan menggunakan pengamatan GNSS secara statik. Pengukuran GNSS secara statik pada konstruksi jembatan utamanya dilakukan pada dua tahap yaitu pada pra kontruksi atau sebelum memulai pembangunan, serta pasca kontruksi yang digunakan untuk melakukan monitoring.
Pengukuran GNSS pada Konstruksi Jembatan: Pra-Kontruksi
Sebelum adanya pembangunan, pengukuran GNSS secara statik dilakukan untuk membuat Benchmark (BM) yang nantinya dijadikan sebagai acuan dalam pengukuran lainnya seperti pengukuran topografi ataupun stake out. Pekerjaan survey yang lebih banyak dilakukan dalam konstruksi jembatan adalah stake out. Stake out ini dilakuakn untuk menentukan titik pancang ass pondasi.
Pada beberapa pekerjaan konstruksi jembatan yang memiliki di mensi yang cukup panjang biasa nya pekerjaan tidak hanya di lakukan dari salah satu ujung saja. Pekerjaan di lakukan secara bersamaan dari kedua sisi jembatan. sehingga, titik kontrol yang di perlukan bukan hanya dari salah satu sisi saja.
Sementara itu, pekerjaan seperti ini memiliki resiko yaitu tidak bertemunya jembatan di titik tengah. Kejadian ini, bisa di timbulkan dari kesalahan bidik surveyor. Atau bahkan ketidak telitiannya titik kontrol atau BM. Untuk itu, pengadaan BM dengan ketelitian tinggi perlu di lakukan sebelum proses kontruksi jembatan berlangsung.
Titik BM biasanya di letakkan di area yang cukup terbuka, serta terhindar dari berbagai macam aktivitas alat berat. Hal ini di maksudkan supaya patok BM tidak bergeser dan mengubah posisi hasil pengukuran statik. Ketika terjadinya pergeseran, maka akan sangat berpengaruh pada ketelitian stake out yang di hasilkan. Perawaran titik BM sangat perlu di perhatikan sebuah pekerjaan konstruksi.
Pasca Kontruksi
Pengukuran GNSS statik tidak hanya di lakukan sebelum pekerjaan kontruksi di lakukan. Dalam sebuah kontruksi jembatan, umumnya akan sering di lakukan monitoring deformasi. Monitoring ini di lakukan untuk memperkirakan usia ketahanan jembatan. Selain itu, monitoring juga di lakukan untuk melakukan pencegahan atas hal-hal yang tidak di inginkan. Seperti adanya tiang roboh dan kecelakaan lainnya.
Pada prinsipnya, pengamatan deformasi di lakukan untuk melihat pergeseran dari jembatan. Pegeseran ini dapat timbul dari berbagai macam faktor seperti adanya penurunan tanah pada pondasi, melebarnya bibir sungai akibat erosi, atau bahkan di sebabkan dari komponen jembatan itu sendiri yang tidak kuat menahan beban.
Pengamatan Deformasi
Pada awalnya, pengamatan deformasi di lakukan dengan menggunakan alat optik seperti theodolite atau total station. Secara teknis, alat di letakkan pada titik ikat atau BM pembangunan sebelumnya. Kemudian jembatan di pasang titik bidik tetap seperti reflective sheet atau mini prisma yang di pasang secara permanen. Namun, cara ini sudah mulai di tinggalkan karena memiliki berbagai macam kelemahan.
Pada umumnya, titik ikat atau BM pembangunan sudah tidak terawat lagi pasca pembangunan. Di tambah dengan posisinya yang berada pada area umum, yang memungkinkan masyarakat awam untuk merusaknya. Pada beberapa kasus, titik ikat terletak pada area semak rimbun yang mungkin tidak dapat terjangkau lagi.
Atau bahkan titik ikat berada pada bibir sungai yang terkena erosi, sehingga titik tersebut sudah tidak stabil lagi. Sementara pengamatan deformasi perlu di lakukan secara berkala dan berkelanjutan dalam rentang waktu tertentu
Sebagai gantinya, GNSS di gunakan untuk melakukan pengamatan deformasi. Pengukuran di lakukan secara statik pada suatu bagian di jembatan. Pengamatan di lakukan pada titik yang sama secara berkala untuk menghasilkan analisis deformasi berdasarkan time series.
Pada saat ini, pengamatan GNSS tidak hanya di lakukan secara biasa, namun teknologi telah di kembangkan hingga muncul alat survey GNSS yang dapat di pasang di badan jembatan secara permanen.
Di dalam alat tersebut, bukan hanya di tanamkan chip GNSS, melainkan sensor-sensor lain seperti barometer untuk mengukur kecepatan angin. Alat ini akan memberikan informasi secara terus menerus mengenai posisi dan kondisi dari jembatan. Data tersebutlah yang nantinya di gunakan untuk melakukan analisis deformasi dari jembatan.
Tempat Membeli GNSS
Dapatkan produk resmi bergaransi Hi-Target yang tersebar di beberapa cabang kami di Indonesia, di antara nya Kabupaten Langkat, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Serdang Bedagai, Kabupaten Batu Bara, Kabupaten Asahan, Kabupaten Labuhanbatu Utara, Kabupaten Labuhanbatu, Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Karo, Kabupaten Dairi, Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Samosir, Kabupaten Toba