Mitigasi Bencana merupakan upaya yang di lakukan untuk mengurangi risiko dan dampak yang di akibatkan oleh bencana terhadap masyarakat di kawasan rawan bencana, baik itu bencana alam, bencana ulah manusia maupun gabungan dari keduanya dalam suatu negara atau masyarakat.
Ada empat hal penting yang perlu di perhatikan dalam mitigasi bencana, di antaranya tersedianya informasi dan peta kawasan rawan bencana untuk tiap kategori bencana, sosialisasi dalam meningkatkan pemahaman serta kesadaran masyarakat dalam menghadapi bencana, mengetahui apa yang perlu di lakukan dan di hindari serta cara penyelamatan diri jika bencana terjadi sewaktu-waktu dan pengaturan, penataan kawasan rawan bencana untuk mengurangi ancaman bencana.
Pertimbangan dalam Menyusun Program Mitigasi
- Mitigasi bencana harus di integrasikan dengan proses pembangunan
- Fokusnya bukan hanya dalam mitigasi bencana tapi juga pendidikan, pangan, tenaga kerja, perumahan bahkan kebutuhan dasar lainnya.
- Sinkron terhadap kondisi sosial, budaya serta ekonomi setempat
- Dalam sektor informal, di tekankan bagaimana meningkatkan kapasitas masyarakat untuk membuat keputusan, menolong diri sendiri dan membangun sendiri.
- Menggunakan sumber daya lokal (sesuai dengan prinsip desentralisasi)
- Mempelajari pengembangan konstruksi rumah yang aman bagi golongan masyarakat kurang mampu, serta pilihan subsidi biaya tambahan dalam membangun rumah. Pelajari teknik untuk merombak (pola dan struktur) permukiman.
- Penelitian tentang penggunaan lahan untuk melindungi masyarakat yang tinggal di daerah yang secara sosial, ekonomi dan politik rentan terhadap bencana dan kerugian
- Mudah di pahami dan di ikuti oleh masyarakat umum
Fungsi GNSS
GNSS pada awalnya di gunakan oleh militer untuk pengawasan dan telah menjadi alat pertahanan nasional. Alat ini biasa di temukan pada pesawat tempur dan kapal perang. Seiring berjalannya waktu, GNSS telah banyak di gunakan sebagai sistem navigasi yang di pasang di berbagai bidang survey dan pemetaan, angkutan umum, mobil van, mobil pribadi, bahkan smartphone.
Berkat teknologi GNSS, kita bisa memetakan daerah rawan bencana. Dengan begitu, kita bisa mengetahui daerah mana yang berpotensi menjadi daerah rawan bencana dan daerah mana yang akan terkena dampak. Pemetaan daerah rawan bencana perlu di lakukan dengan alasan sebagai berikut:
- Untuk membuat skenario manajemen bencana yang optimal
- Sebagai dasar untuk pemodelan dan simulasi bencana
- Dasar-dasar pencegahan bencana (evaluasi/perencanaan evakuasi)
Tanpa pemetaan seperti itu, kita tidak akan siap ketika bencana terburuk terjadi. Namun yang terpenting, GNSSS dapat membantu mengidentifikasi dan memetakan daerah rawan bencana, sehingga memaksimalkan penahanannya.
Peranan Surveyor Geodesi dalam Mitigasi Bencana
Seorang ahli Geodesi dapat berperan dalam pengamatan gejala gejala awal. Pengamatan yang di maksud dapat berupa pengukuran dan pemetaan, serta pemantauan bencana di kawasan tersebut dengan menggunakan salah satu metode pengukuran yang sesuai serta analisis geospasialnya.
Dari hasil berbagai pengamatan tersebut seorang Surveyor Geodesi dapat mengenali karakteristik dari potensi bahaya serta dampaknya. Kita ambil contoh untuk mitigasi bencana bumi, Gempa bumi di yakini memiliki siklus per-ulangan atau dalam istilah asing di kenal dengan sebutan earthquake cycle.
Siklus per-ulangan gempa seperti ini menandakan bahwa gempa bumi yang pada masa sebelumnya pernah terjadi bisa saja akan berulang lagi di masa yang akan mendatang.
Peran Surveyor
Apa peran surveyor? Salah satu tugas ahli geodesi adalah analisis geodata. Salah satu bentuk analisis fase seismik di tunjukkan dengan deformasi atau pergerakan lempeng bumi dalam pola tertentu.
Deformasi atau pergerakan lempeng bumi ini bergerak sangat lambat (0,5 hingga 6 cm/tahun) dan hanya dapat di amati dengan salah satu metode pengukuran di luar bumi: pengamatan GNSS atau yang biasa di sebut pengamatan GNSS.
Tentu saja, teknik dan analisis surveyor geodesi tertentu memungkinkan kita untuk memetakan data tentang pergerakan tanah dan lempeng tektonik, yang sangat berguna untuk kesiapsiagaan bencana.
Selain mengatasi relaksasi dengan perbandingan koordinat, nilai gerak dari data GNSS juga dapat di gunakan untuk menghitung nilai tegangan dan regangan untuk gerak antar pelat. Nilai tegangan dan regangan ini juga dapat di gunakan dalam upaya mitigasi bahaya gempa. Fungsi lain GNSS untuk mitigasi bencana antara lain:
Mitigasi Bencana dengan Mendeteksi Gerakan Tanah
GNSS dapat di gunakan untuk mendeteksi gempa bumi yang di sebabkan oleh pergeseran lempeng dan letusan gunung berapi. Hal ini di jelaskan oleh metode yang di kembangkan oleh Anisa et al. (2018) menyatakan bahwa data pendukung survei GNSS berupa data geologi suatu daerah dapat membantu menganalisis arah gerakan tanah dan memprediksi perubahan elevasi tanah.
Ibnu Rusdy (2012), penulis artikel tentang perlindungan sipil, menemukan bahwa pergerakan tanah sebenarnya sangat lambat, berkisar antara 0,5 cm hingga 6 cm per tahun. Namun, ini dapat di amati dengan menggunakan GNSS geodetik. Ibnu Rusdy menjelaskan, selain pergerakan tanah, GNSS geodetik dapat di gunakan untuk mengamati siklus gempa dan letusan gunung berapi untuk memitigasi bahaya letusan gunung berapi.
Alat penelusuran untuk mengidentifikasi korban
Selain untuk memprediksi deformasi tanah dan bahaya vulkanik, GNSS juga dapat di gunakan oleh pemerintah sebagai alat pelacak untuk menemukan dan mengidentifikasi korban dan komunitas bencana alam. Data geospasial telah memungkinkan hal ini.
Data geospasial adalah data besar yang mengintegrasikan informasi untuk mengidentifikasi posisi, tempat, dan lokasi objek pada saat terjadi bencana alam melalui sistem koordinat yang di buat oleh karya satelit buatan.
Adanya sistem koordinat ini memungkinkan pemerintah untuk mengetahui letak, letak, dan letak benda, mencari lokasi korban bencana alam dengan tepat dan spesifik, serta memudahkan proses identifikasi korban hilang atau meninggal dapat di lakukan.
Memantau Distribusi Bantuan
Pengawasan penyaluran bantuan sebagaimana kita ketahui, setelah terjadi bencana alam, para korban bencana alam pada umumnya memberikan bantuan berupa obat-obatan, bantuan kesehatan, makanan, minuman, dan pakaian untuk memulihkan perekonomian daerah yang terkena bencana alam tersebut.
Bantuan datang dari berbagai sumber, dari aksi solidaritas yang di selenggarakan oleh organisasi dan komunitas lokal lainnya, hingga lembaga dan pemerintah lokal dan asing, dan semua bantuan biasanya harus di dukung oleh laporan.
Adanya sistem koordinat bencana alam yang mengintegrasikan data geospasial dan big data yang terkoneksi satelit akan memungkinkan pemerintah memperoleh informasi barang-barang logistik yang di butuhkan masyarakat yang terkena bencana alam, serta mempermudah proses penyaluran bantuan dapat terpantau.
Dengan cara ini, korban dan masyarakat yang terkena bencana dapat menerima bantuan sesuai dengan kebutuhan mereka dan memfasilitasi pembuatan laporan tentang kegiatan distribusi dan pertanggungjawaban mereka kepada lembaga bantuan, saya bisa melakukannya.
Tempat pembelian alat survey Hi-Target di Indonesia
Dapatkan produk resmi bergaransi Hi-Target yang tersebar di beberapa cabang kami di Indonesia, di antara nya Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Kabupaten Tebo, Kota Jambi, Kota Sungai Penuh, Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten Bengkulu Tengah, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Kaur, Kabupaten Kepahiang, Kabupaten Lebong, Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Seluma, Kota Bengkulu