Pemanfaatan GPS RTK di perkebunan kelapa sawit menjadi opsi yang cukup menjanjikan karena memiliki kemampuan yang mencakup area yang luas dan dapat. Yuk langsung simak lebih lengkap nya di bawah ini!
Sejarah Kelapa Sawit
Kelapa sawit (Elaeis guineensis) bukanlah tanaman asli Indonesia. Tanaman ini berasal dari Afrika Barat dan Tengah. Sejarah kelapa sawit di Indonesia di mulai dengan empat bibit kelapa sawit yang di kumpulkan oleh Dr. D. T. Price, masing-masing 2 benih dari Bourbon, Mauritius dan 2 benih dari Botanical Gardens, Amsterdam, Belanda. 1848.
Empat bibit kelapa sawit kemudian di tanam di Kebun Raya Bogor yang di kelola Johanes Elyas Teysman dan di biarkan tumbuh subur. Di Kevong Raya Bogor, kelapa sawit tumbuh setinggi 12 meter dan merupakan yang tertua di Asia Tenggara. Namun, pada 15 Oktober 1989, ibunda Kelapa Sawit meninggal dunia.
Pada tahun 1853, lima tahun setelah tanam, kelapa sawit Kevon Raya Bogor berbuah. Setelah itu, benih kelapa sawit di bagikan secara gratis dan di angkut ke Pulau Sumatera pada tahun 1875, di mana mereka di gunakan sebagai pohon hias pinggir jalan.
Anehnya, baru di temukan pada tahun 1870-an bahwa kelapa sawit mekar di Deli, Sumatera Utara, sehingga benih-benih kelapa sawit di daerah itu di kenal sebagai kelapa sawit ‘Deli Dura’.
Pemanfaatan GNSS RTK pada kebun Sawit
Dalam perkembangannya, perkebunan kelapa sawit tidak dapat di pisahkan dari dunia surveying dan pemetaan. Mulai dari perencanaan hingga management aset kebun perlu di kelola dalam data spasial.
Belakangan ini teknologi survey terbaru yang sering di gunakan adalah GNSS RTK. Dunia perkebunan kelapa sawit juga memanfaatkan teknologi ini dalam berbagi macam pekerjaan.
Seperti pada sektor agronimi pada lainnya, dunia perkebunan kelapa sawit memerlukan pengelolaan air dengan baik. Hal ini di tujukan agar tanaman sawit tidak kekeringan ketika kemarau serta tidak banjir ketika musim hujan tiba.
Dalam pengelolaan air ini, di perlukan data topografi untuk dapat mengetahui arah aliran air sehingga dapat di lakukan pengelolaan serta rekayasa jika di perlukan.
Pengukuran topografi ini di lakukan pada seluruh area kebun yang luasnya bisa mencapai ribuan hektar. Dengan memanfaatkan teknologi GNSS RTK, maka dapat mempercepat proses pengambilan data topografi.
Selain itu, berdasarkan RSPO setiap kebun harus memiliki titik-titik batas IUP yang di tandai dengan adanya patok HGU sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pada awal pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit, perlu di lakukan pematokan batas usaha terlebih dahulu. Hal ini di tujukan supaya dalam pembangunan infrastruktur kebun tidak keluar dari batas usaha yang di izinkan.
Penentuan titik-titik HGU di lakukan dengan metode stake point. Dengan luas area yang mencapai ribuan hektar, penggunaan alat optik seperti theodolite dan total station tidak dapat bekerja dengan optimal mengingat area pembukaan lahan biasanya berupa hutan yang memiliki banyak objek penghalang.
Penggunaan GNSS RTK metode Stake Point
Dengan menggunakan GNSS RTK, stake point pada titik-titik HGU dapat di lakukan dengan lebih mudah, selama base dan rover saling terhubung. Konektifitas dari RTK juga dapat menggunakan system radio di mana system ini tidak terpengaruh adanya objek penghalang. Selain itu penggunaan GNSS RTK yang memberikan keletitian hingga satuan cm sangat tepat jika di gunakan untuk melakukan pematokan batas konsesi atau batas usaha.
Pada pengembangan yang lebih modern di beberapa negara maju, GNSS RTK juga di pasang pada tractor untuk melakukan spraying secara otomatis. Spraying otomatis di gunakan untuk menggantikan tenaga manusia yang kurang efektif dan memiliki banyak keterbatasan. GNSS RTK ini di gunakan sebagai system navigasi sehingga traktor dapat bergerak sesuai dengan jalur yang di buat.
Pembelian GPS Geodetic Hi-Target resmi di Indonesia
Dapatkan produk resmi bergaransi Hi-Target yang tersebar di beberapa cabang kami di Indonesia, di antara nya Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Jombang, Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Jember, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Bangkalan, Kota Madiun, Kota Blitar, Kota Kediri, Kota Surabaya, Kota Mojokerto, Kota Batu, Kota Malang, Kota Pasuruan, Kota Probolinggo, Kabupaten Badung, Kabupaten Bangli, Kabupaten Buleleng, Kabupaten Gianyar, Kabupaten Jembrana, Kabupaten Karangasem, Kabupaten Klungkung, Kabupaten Tabanan, Kota Denpasar, Kabupaten Bima, Kabupaten Dompu, Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Sumbawa Barat, Kota Bima, Kota Mataram, Kabupaten Alor, Kabupaten Belu, Kabupaten Ende, Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Kupang, Kabupaten Lembata, Kabupaten Malaka, Kabupaten Manggarai, Kabupaten Manggarai Barat, Kabupaten Manggarai Timur, Kabupaten Nagekeo, Kabupaten Ngada, Kabupaten Rote Ndao, Kabupaten Sabu Raijua, Kabupaten Sikka, Kabupaten Sumba Barat, Kabupaten Sumba Barat Daya, Kabupaten Sumba Tengah, Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara, Kota Kupang
Sumber foto: freepik